Kenangan Serupa Dersik Hujan

Diluar  dersik hujan begitu cepat berjalan cepat jalanan basah kuyup daun-daun mengigil kedinginan  sedang beberapa pasang tubuh tergesah-gesah ingin singgah di kafe inisebentar sampai hujan redah.suasana kafe malam ini cukup ramai walaupun hujan tak pernah bosan membasahi bumi sejak sore tadi sama sekali tidak  menjadi penghalang bagi gadis manis yang berambut hitam tebal, dengan bola mata kecoklatan dihiasi hidungnya yang menonjol parasnya cukup menawan, namanya Ayunda   gadis  kelahiran Flores ini tengah menikmati seruput kopi di kafe ini sendirian matanya sedikit berbinar-binar saat melihat beberapa pasangan remaja masuk dan duduk sambil bercerita ria dan bermesraan sedang Ayunda hanya sendirian mengenang masa- masa silam yang kelam dengan   beberapa potong kenangan yang masih di kenang serupa genangan hujan yang belum sempat meresap. 

Akan kisah –kisah silam yang pernah dia lewati kini dikenang bukan sebagai hal- hal terkejam namun,sebagai pelajaran untuk kedepan hatinya memang sedikit memaksa pikiran untuk rela  melepaskan lelaki pujaan hatinya yang dulu begitu disanjung dan disayang  kini sibuk menyanjung dan memberi nyaman yang jelas bukan dirinya. Sedikit menjadi hal terusik dipikiran Ayunda akan sebab  lelaki yang sempat dipanggil sayang pergi entah kemana dan  sebab  dia menutup kisah bersamanya, kini hatinya tengah remuk resah pikirannya sedikit kacau di tambah tuntutan tugas akhir yang terus membanjir dunia seolah kejam dan sedang menguji tapi akan semua itu Ayunda jadikan  pengalaman untuk hari-hari mendatang. Di sudut kafe Ayunda mencoba mengumpul tekat untuk memulai hal –hal baru di setiap harinya menjalani kisah kedupan tanpa kekasih seiring mengobati penggalan luka yang masih membara biarkan rasa dalam hatinya berlahan tenang, kini hanya beberapa potongan rindu masih tersirat di belahan dada  sambi menyuruput kopi buatan  pelayan kafe yang di temani  instrumen lagu dari penyanyi yang lagi naik daun Anneth berjudul “ Mungkin hari ini esok atau nanti” Ayunda berlahan mencoba menghilangkan kegundahan hatinya tak salahkan kalau mencoba untuk meninggalkan kenangan lalu melangkah menuju perjalanan baru dengan kisah- kisah  baru, “mengapa harus tangisi keadaan dia hanya sebatas dongeng dalam cerita hidupku yang nanti akan ku kisahkan” gumam Ayunda.

Malam semakin larut kafe mulai sepi beberapa pengujung mulai pergi dengan pasanganya namun ada juga yang masih bertahan ,mungkin saja mereka masih merencanakan masa depan atau  memang lagi enggan pulang  kerumah atau alasanya lainnya yang jelas itu tak menjadi masalah bagi Ayunda kini dirinya tengah sibuk merancang pikiranya  melupakan lelaki yang sempat  disebut sayang namun kini hanya sebatas teman dan menjadi pelengkap sandiwara kehidupan, sejujurnya dalam hati kecilnya dia tidak menyalahkan sepenuhnya lelaki itu tidak juga akan dirinya Ayunda hanya berusah membangun beberapa kemungkinan, mungkin saja dia pernah berbuat salah , mungkin saja bukan jodoh , mungkin saja  lelaki itu telah memilih yang lain, mungkin juga dia di takdirkan hanya sebatas pelengkap cerita kehidupan  yang menjadi pemeran tambahan.

Banyak hal yang mestinya harus di syukuri dari pertemuan mereka, banyak pelajaran disana dimana Ayunda belajar menghargai dan mengihklaskan  tentang sebuah kepergian juga mencoba bertahan walau tidak ada kepastian akan hal selalu mengingatkan  dan menjadi awal sebagai pemberi kabar juga akan tidak bosan menciptakan suasana hangat agar hubungan baik- baik saja, walau kini dia harus kehilangan separuh perjuangan itu dan  kenanganlah yang akan menjadi alarm pengingat, bagi Ayunda keikhlasan adalah jalan yang paling benar untuk melupakan  kehadiran seseorang itu serupa  waktu sore hari ada senja namun dia tak bertahan karena malam datang menyapa  lalu pada subuh yang berjalan cepat ada fajar yang datang mendekat  di siang  hari ada Matahari yang mengantikan fajar dia tak bertahan namun begitu berharga  jadi tak harus  meresahkan akan kehadiranya ataupun akan perjumpaan dan perkenalan juga akan kenangan- kenangan di sepanjang perjalanan kisah, memang haruslah begitu kisah dan sejarah kehidupan manusia, kini yang harus di kuatkan hanyalah perasaan agar bertahan akan semua jalan, menjalani hari – hari baru di setiap kisah yang berganti dan mencoba  menjadikan kisah itu palajaran .

02:00  dini hari Ayunda meninggalkan kafe walaupun jalanan masih di guyur hujan dalam hatinya  dia memang harus pulang meski harus menembus hujan, mungkin saja dinginya bisa mendinginkan bara kuka dihatinya,  subuh hampir menjemput Ayunda hendak beristrahat,  pikiran sedikit tenang tentang lelaki pujaan yang  sudah meninggalkannya sudah dia titipkan pada cangkir kopi milik  pelayan kafe semoga saja hilang  bersama ampasnya, memang harus sepantasnya segala kisah dan kenangan harus di tinggalkan dengan cara yang berbeda  agar tidak salah memilih jalan berikutnya karena melangkah  harus di mulai dengan tenang dan tidak dengan hati yang masih resah dengan kehadiran orang lain. “ maaf  jika harus secepat ini aku melupakan kenangan dan akara wajahmu ku tinggal disana pada cangkir milik pelayan kafe, semoga ada yang menemukanya  dan dia menjadi purnama untukmu, tak masalahkan  ini juga salahmu yang pergi tanpa perasaan, awalnya kau datang dengan penuh perasaan mengajak ku membangun asmara bersama kisah- kisahnya kau buat jadi sandiwara  lalu kau mengajak hati ku yang sedang bergeloran menjadi luka, aku tak menyalahkanmu apalagi diriku sebab segala kenangan kita bangun bersama  dinikamti dengan jarak walau hanya sebatas suara yang kita ciptakan. Kecupan –kecupan yang kau buat di layar handphone genggam milikmu kini sebatas basah yang masih melekat,lalu  beberapa pesan singkat  masih ada disana semoga saja kau bosan melihatnya juga aku yang tak resah akan pesan- pesan itu, gumam Ayunda dalam hati.”

 

Sayup- sayup bola  mata yang berwarna kecoklatan itu sudah tak dapat ditahan ,gadis manis itu harus beristrahat menghilangkan segala beban pikiran agar kenangan  bisa ia tinggalkan dan untuk hari esok adalah hari baru untuk merajut kembali cerita akan hari – hari mendatang,  tak banyak yang diharapkan semoga  saja kisahnya tak seburuk  badai dan bencana di  Negeri ini yang melanda beberapa tempat  di daerahnya, cukupkanlah hatinya yang remuk resah tidak dengan dirinya.

kini dalam mimpi Ayunda  bergumam merdu“ Terimakasih sang kekasih telah hadir sebagai mendamping di hari- hari lalu, bagiku kau adalah cinta yang menciptakan kisah tersirat semoga saja kelak bisa ku buat surat cinta atas kisah kita sebagai sejarah, bagiku mencintai itu pilihan, akan dicintai itu juga pilihan tak mengapa jika mencintai namun tidak dicintai memang sudah kodratnya cinta  tak selama harus di balas  sejalan tidak selamanya harus seperasaan,terimakasih akan hal- hal waras alan hari esok ijinkan aku merindukanmu,kenangan tentangmu serupa  dersik hujan dijalan, porak poranda namun serasa nikmat basah dan kejam.

 

 

 

 

                               

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Dengan Jarak?

Lelaki Penikmat senja di Tanah Nuca Lale

Kita Usai Disini