Serupa Daun Yang Gugur
Aku menemukan dia enambelas hari sebelum kemerdekaan,
saat itu aku tengah di rundung masalah hati ku benar- benar berantakan tak
ingin bercinta tak juga ingin terluka namun apadaya dia datang menjelma
menjadi malaikat hingga
aku begitu cepat percaya dengan mudah jatuh cinta mungkin semua sudah takdirkan, kini yang ku punya
hanya nostalgia lama yang tak dapat terulang semua yang pernah diperjuangkan kini hanya sisa
kenangan dan semua hanya sia-sia saja. Dia seolah hilang begitu saja bersamanya
hanyalah seperti sebuah mimpi disepertiga malam yang hilang setelah subuh mulai
datang berlahan hingga semuanya tak menjadi
nyata.Masih saja tercatat jelas dalam memori ku
semua hal yang oernah kami bicara dari awal perjumpaan begitu banyak
point- point hidup yang selalu bahas bersama dari cita- cita kami dan beberapa
hal ku temui adalah kesamaan dan setiap pembicaraan kami sangat serasi, setiap
memulai percakapan hatiku begitu bersemangat di karenakan pembicaraan kami dengan tanpa sengaja selalu
searah hal itulah yang membuat ku merasa dialah jalan untuk ku menggapai segala
cita- cita bahkan tentang masa depan
kami selalu saja kami sempatkan
untuk membahasnya yang ternyata kini hanyalah ingatan.
Masih berputar di memoriku kalah itu di senjakala
dia datang menemuiku untuk yang pertama kali
tepat setelah enam bulan berlalu kami memulai perkenalan via sosial
media, dia datang dengan keserhanaanya hal itulah yang membuatku begitu menyakai sosoknya dia begitu sederhana
sata menemui wanita seperti ku yang juga begitu
sederhana karena nyatanya aku hanyalah manusia biasa yang tak punya
apa-apa, dia menjumpaiku dengan batas waktu yang dia sisakan dari aktifitasnya
kami tak berjumpa di tempat istimewa atau nongkrong di warung kopi kami hanya
berjumpa di depan teras kosan karena aku sendiri adalah anak kos- kosan di
tempat yang begitu sederhana bahakan tak sempat aku menyuguhkan secangkir kopi
khas daerah ku kami berbincang cukup cepat karena di kejar waktu berbincang
seadanya namun kami harus menerima kenyataan bahwa kami harus kembali
keaktifitas kami masing – masing , saat
itu kami selalu meyakinkan satu sama lain bahwa mencintai tak selamanya harus
berjumpa karena aku tahu yang harus dijaga hanya kepercayaan walaupun pada
akhirnya satu diantara kami tak mampu menjaga kepercayaan yang sudah kami bangun bersama. Pada
waktunya semua harus terungkap dan saat
itulah semua yang indah menjadi suram seketika, semangaat dan segala yang
direncakan begitu matang seolah tak berguna bahkan aku yang memiliki hobby menulis seketika hilang
inspirasi entah apa yang aku rasakan
saat itu jiwa ku seolah melayang jauh dan raga ku seolah mati untuk beberapa
saat mungkin hanya karena aku yang tak
pernah berpikir bahwa cinta tak selamanya kekal dan kepercayaan tak selamanya
terjaga. Kini apapun yyang telah terjadi
aku harus bangkit kembali karena bagi ku hidup bukan hanya tentang cinta namun
hidup tentang hasil aku menggapai apa yang
diimpikan sejak dahulu kala bahkan sebelum aku mengenal dirinya, aku
harus mengayunkan langkah – langkah ku sedikit lebih cepat dari biasanya agar
seiring waktu perihal melupakan akan menjadi terbiasa. Sore ini setelah memori
ingatanku beberapa saat mengingat akan kenangan dan yang tersisa beberapa persen kerinduan akan waktu
bersama namun semuanya hanyalah nostalgia, aku mendesah “ Michello , Serupa
daun yang gugur, rinduku tak tentu arah” jika memang jalan semoga saja kita
litani yang terkabul.
Sedemikian sehingga, aku memaknainya sebagai kehilangan. 😊😀🙏
BalasHapusKren enu .... Semangat terus💪
Semoga kita jangan hilang
HapusMantap. Semoga rindunya berujung temu
BalasHapusSemoga kita litani yg terkabul
Hapus