Teruntuk yang berpijak di angkasa

 Teruntuk mu yang selalu di angkasa

Aku lupa bagaimana cara  menceritakan tentang mu

Bagaimana jarak  memisahkan kita dari kenyataan

Hingga akhirnya kita terpisah begitu saja, hilang kabar lalu diam- diam menghilang

Awal aku mengira kaulah yang paling berharga dari segalanya

Ehh... ternyata itu salah, kau malah diam-diam mencoba menciptakan luka

Memang sepantasnya menurutmu aku tak pantas, bukan begitu juga

Hanya kau belum sempat memahami arti cinta yang sesungguhnya

Hingga akhirnya aku sadar, akulah yang harus mengalah

Tidak semua yang  pernah singgah itu menetap dan menjadi rumah

Tidak semua yang  mencintai dicintai lalu menikahi

Kita mungkin hanya ditakdir sebatas pertemuan tidak sampai pada pelaminan

Akhirnya aku harus mengalah bukan?

Kelak jika kau temukan wanita yang kau anggap layak, jadikan dia pantas

Jangan banyak mencari yang sempurnah,cinta tak seharus sepadan

Cukupkanlah dia dapat menemanimu, kelak genggamlah

Tangan wanita bijkasana itu, yakinkan hatinya bahwa kau baik-baik saja

Kelak  jadilah sahabat dan ibu dari anak-anak mu

Yang selalu mendoakan mu, kemana kau melangkah

Bahkan saat kau tiada kabar dari angkasa yang kau  pijak

Salam dari aku yang menjadi sempat di ruang yang kau sempatkan ........

 

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Dengan Jarak?

Lelaki Penikmat senja di Tanah Nuca Lale

Kita Usai Disini