Hujan dan Kopi Pagi



Fajar pagi menggundang di timur semester 
Di meja yang sama aku  duduk termenung 
Sedang di luar hujan dengan giat membasahi 
bumi
Air Tuhan turun sedang aku sibuk menikmati kopi 

Hujan dan kopi pagi 
Suguhan dari dapur ibu sebuah kebiasaan, yang 
Selalu dirindu
Di meja ini imajiku menarik kata hingga melukis nama

Hujan dan kopi pagi 
Kebiasaan yang membuatku bertahan,hingga lupa kenyataan 
Ibu sudah menua, Bapak sudah uban sedang aku masih melajang
Maaf  aku bukan tak ingin menikah tapi, aroma dapur  ibu,hujan dan kopi pagi 
Mengajak ku menetap di rumah orang tua 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Dengan Jarak?

Lelaki Penikmat senja di Tanah Nuca Lale

Kita Usai Disini