Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

April Dalam Kisah

Gambar
Malam kian sibuk menaklukan waktu  Dan April sudah pergi dan berlalu,setelah Sekian harinya ada banyak cerita yang tersirat  Aku melukis bersama jingga disetiap petangnya  Tentang April yang telah tiada  Dan pertemuan kita yang telah usai Semoga sajak-sajak Kenangan terus terkenang  Bahwa kita pernah saling menjamah dalam perjumpaan sesaat  Mencoba untuk dekat walau sering berdebat dengan jarak  Tetaplah pada ingatan tentang april dalam kisah

Kita Meronta Dalam Rindu Perjuangan

Gambar
Perjumpaan kita sangat terasa  Dipertemukan dalam sebuah kesempatan sederhana  Awalnya kita terasa asing untuk saling menatap  Namun mencoba untuk kian  dekat Hari itu kau datang dan bermain liar di pikiranku Kita sama -sama membangunan rasa dalam ragam  Walau jujur aku tak mengundangmu untuk hadir disana  Di kepala yang kau jelajah dengan leluasa  Kau begitu antusias untuk datang, aku Mendesah sebentar disore itu sebelum jingga di tanah Sikka  pergi dan tiada  Singkat kita akan berpisah dan kepala kita menjamah impian  Semoga kita tetap satu kekuatan untuk kemanusiaan Sinar biru dari matamu terpancar indah untuk kaum tertindas  Sebuah alasan aku memilih bergejolak dalam perlawanan  Sejujurnya kita akan meronta dalam rindu perjuangan  Semoga kita dapat berjumpa dalam kesempatan merayakan keberhasilan 

Ada Kasih di Kota Karang

Gambar
Mengisahkan Tentang Kota Karang memang sangatlah rumit, tanah yang penuh bebatuan yang lebih parah lagi bebatuan itu adalah karang yang seharusnya ada di dasar laut. Saat musim kemarau  suhu  udara di kota karang bisa mencapai 30 derajat Celcius, juga pohon- pohon serta tanaman lainya yang ada di kota karang dengan nakal dan kejamnya menggugurkan daunnya  sangat berbeda dengan kota-kota lainya. Namun walaupun keadaan kota karang yang sangat misterius ini tak sedikit orang yang ingin  bertempat tinggal maupun yang datang sebentar ke kota ini entah untuk urusan pekerjaan, bisnis, mencari kerja maupun mereka yang datang melanjutkan pendidikan, banyaknya penduduk dan pendatang di kota ini buktinya kemacetan yang tiada henti dari jam 06.00 hingga pukul 24.00 kendaraan yang  ada di jalanan  begitu banyak sampai-sampai bagi  pejalan kaki merasa ketakutan untuk menyebarag  bahkan di lampu merah sekalipun, ini dikarenakan kebiasaan dan sering t...

Teruntuk Pendekar Kaum Ku

Gambar
Pada sehelai kertas tua  Kau tuliskan semboyan untuk kaum mu  "Habis Gelap Terbitlah Terang" Menolak penindasan di tengah penjajahan  Teruntuk pendekar kaum ku  Lekuk indah tubuh mu, senyum manis bibirmu Kau menolak kapitalis, menjunjung tinggi nilai luhur  Teruntuk pendekar kaum ku  Kau jelajah dunia dengan terang pikiran  Di tangan kau genggam Pena dan kertas tua  Berbalut Kebaya dan batik, kau menjamah ingatan  Kita berasal darimana

Tentang Perkenalan Kita

Gambar
Perkenalan kita begitu sederhana Kau yang tak mempersoalkan tentang wajah  Dan aku yang tak tahu bagaimana berdandan  Perkenalan kita begitu sederhana  Kau yang tak memandang harta,menerima Aku yang biasa saja  Bagi kita untuk keadaan demikian Hanya ada dua pilihan, memilih  Untuk tetap tinggal atau meninggalkan  Perkenalan kita begitu sederhana  Kau yang berada di Pulau seberang  Sedang aku disini masih berjuang  Awalnya kita sempat berpisah sejenak  Tapi kini kita kembali untuk benar -benar  menetap 

Harapan Ku Tertunda Di Terpah Musibah

Gambar
Petang sore itu  Jingga di ufuk barat seolah redup  Awan tampak hitam dan lesu  Gemuru angin begitu nyaring  Menghempas kejam segala yang ada  Sejenak lenyap  Membuka mata dalam ketakutan  Doa-Doa dalam teriakan dimana -mana Kita kehilangan harapan kawan  Kemana kita mencari puing -puing harapan  Lagu berita kepada kawan terdengar jelas  Tanahku diterpah musibah, harapan ku tertunda Ini menjadi sejarah,semoga esok dan nanti tak lagi sama 

Perjalanan Ke Golgota

Gambar
Pagi-pagi benar  Rinai-rinai hujan membasahi bumi,sedang aku melanjutkan perjalanan  Langkahku tetahan saat memandang wajahnya  Hati ku pilu sendu,aku bertanya tanpa kata Sebab tatapanya memberi pesan  Namun aku menunduk malu menyesali, sesekali ingin lari Kepala ku bertanya pada hati; Tuhan sudah pantaskah aku?  Tepat di Sepertiga hari itu  Awan-awan menjadi kejam hingga langit begitu gelap Semua diam membisu,di Golgota suara nyaring terdengar "Eli Lama sabachthani"